Kamis, 01 Desember 2011

Ketuban Pecah Dini

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Ketuban pecah dini merupakan suatu masalah yang harus mendapatkan penanganan yang sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan. Penanganan segera pada ketuban pecah dini yaitu dengan pemberian antibiotik dan segera lakukan induksi persalinan jika umur kehamilan sudah aterm tapi jika belum aterm (prematur) pertahankan. Asuhan ini dilaksanakan dengan tujuan agar janin dan ibu bisa menjalani proses persalinan dengan normal dan tanpa adanya komplikasi. Pada proses persalinan ini membutuhkan asuhan yang optimal dan dukungan dari semua pihak khususnya keluarga dan penolong yang terampil agar proses persalinan berjalan dengan lancar, bayi dan ibu sehat sehingga dapat menurunkan adanya morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.

1.2  Tujuan
1.2.1        Tujuan umum
            Setelah melakukan asuhan kebidanan pada GI P1001 Ab000 UK 36-37 minggu Aterm, tunggal, hidup, intrauterin dengan ketuban pecah dini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif
1.2.2        Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa mampu :
a.       Melakukan pengumpulan data dan pengkajian data
b.       Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah
c.       Melakukan antisipasi masalah potensial
d.      Mengidentifikasikan kebutuhan segera
e.       Melakukan intervensi
f.        Melakukan implementasi
g.       Melakukan evaluasi

1.3 Metode Penulisan Kasus

               1      Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada klien.
               2      Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung pada klien.
3.      Praktek
Melaksanakan praktek langsung pada permasalahan yang dihadapi klien.
4.      Studi dokumentasi
Mempelajari dan membaca status klien, catatan medis dan catatan perawatan.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I     Pendahuluan
BAB II   Tinjauan Teori
BAB III  Tinjauan Kasus
BAB IV  Pembahasan
BAB V   Penutup
Daftar Pustaka

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 




BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ketuban Pecah Dini (KPD) / PRM (Pemature Rupture of The Membrane)
2.1.1 Definisi
1.      Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan tunggu satu jam sebelum terjadi inpartu.
(Manuaba, 2001).
2.      Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda – tanda persalinan.
(Hanifa, 1999).
3.      Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum inpartu/selaput ketuban pecah 1 jam kemudian tidak diikuti tanda – tanda awal persalinan (tanpa melihat umur kehamilan).
(Standart Pelayanan Medik SMF Obstetri dan Ginekologi).
4.      Ketuban Pecah Dini dan belum inpartu : (PRM : Premature Rupture of The Membrane) ketuban pecah pada pembukaan cervik fase laten dan belum ada tanda – tanda inpartu.
5.      Ketuban Pecah Dini dan telah inpartu : (ERM : Early Rupture of The Membrane) ketuban pada pembukaan cervik fase laten dan telah ada tanda – tanda inpartu.

2.1.2        Macam – macam kpd berdasarkan waktu
1.      KPD Pada UK < 37 minggu
2.      KPD Pada UK > 37 minggu
(Mansjoer, 2001: 313).
2.1.3 Penyebab / etiologi
1.      Penyebab dari PROM masih belum jelas maka usaha preventif tidak dapat dilakukan kecuali dalam usaha menekan adanya infeksi.
2.      Tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa bakteri atau sekresi maternal yang menyebabkan iritasi dapat menghancurkan selaput ketuban.

3.      Kadang – kadang juga akibat induksi persalinan yang kurang tepat.
4.      Incompetensi cervik.
(Merry H.).

2.1.4                    Patofisiologi
1.      Ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan adanya hubungan langsung antara ruang intra amnion.
2.      Infeksi intra amnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau dengan penjalaran infeksi melalui dinding uterus, selaput janin, kemudian ruang intra amnion.
3.      Mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intra uterin menjalar melalui placenta (Sirkulasi Fetomaternal).
4.      Tindakan iatrogenic traumatic/hygine buruk, misalnya pemeriksaan dalam terlalu sering, dsb. Presdiposisi infeksi.
Kuman yang sering ditemukan : Streptococcus, Stapylococcus (gram positif), E. coli (gram negatif), Bacteroides, Peptococcus (anaerob).

2.1.5  Gejala klinik / diagnosis
   Diagnosis harus didasarkan pada :
  1. Anamnesis
    1. Kapan keluarnya cairan
    2. Warna
    3. Bau
    4. Adanya pertikel – partikel di dalam cairan
2.      Infeksi
Keluar cairan pervaginam.
3.      Inspekulo
Bila fundus ditekan atau bagian terendah digoyangkan keluar dari OVE dan terkumpul di forniks posterior.
4.      Pemeriksaan dalam
a.       Adanya cairan dalam vagina
b.      Selaput ketuban tidak ada
5.      Pemeriksaan penunjang
Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi basa lakmus berubah menjadi biru berarti air ketuban. Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi asam kertas lakmus berubah menjadi biru berarti air kencing.
a.       Sebagai dasar interpretasi
·         Selaput ketuban mungkin utuh :
Kuning                  : pH 5,0 
Kuning pudar        : pH 5,5
Hijau pudar           : pH 6,0
·         Selaput ketuban pecah
Hijau biru              : pH 6,5
Biru kelabu            : pH 7,0
Biru pekat                         :pH 7,5
b.      Secara microskopis mungkin akan ditemukan microorganisme pathogen.

2.1.6  Tanda dan gejala diagnosis
Gejala dan Tanda yang selalu ada
Gejala dan Tanda yang kadang – kadang ada
Diagnosis kemungkinan
·     Keluar cairan ketuban
·         Ketuban pecah tiba – tiba
·         Cairan tampak di introitus
·         Tidak ada his dalam 1 jam
·        Ketuban pecah dini
·     Cairan vagina berbau
·     Demam/menggigil
·     Nyeri perut
·        Riwayat keluarnya cairan
·        Uterus nyeri
·        DJJ cepat
·        Perdarahan pervaginam sedikit
·        Amniotomis
·     Cairan vagina berbau
·     Tidak ada riwayat ketuban pecah

·        Gatal
·        Keputihan
·        Nyeri perut
·        Disuria
·        Vaginitis 
·     Caitan vagina berdarah
·     Cairan berupa darah dan lendir
·         Nyeri perut
·         Gerak janin berkurang
·         Perdarahan banyak
·         Pembukaan dan pendataran cervik
·        Perdarahan Antepartum

2.1.7  Diagnosa banding
1.      Test lakmus (Test netrazin) jika kertas lakmus warna merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan test yang positif palsu.
2.      Test pakis, dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan biarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
(Syaifudin: 2002).

2.1.8  Prognosis
1.      Kekurangan cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 2 minggu.
2.      Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
3.      Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu mapun kehamilan aterm.
(Syaifudin: 2002).
Ditemukan oleh cara penatalaksanaan dan komplikasi – komplikasi yang mungkin timbul serta umur dari kehamilan. KPD itu sendiri mempunyai pengaruh terhadap janin dan ibu baik pada masa kehamilan maupun masa persalinan.

a.       Pengaruh terhadap janin
Walaupun ibu janin belum menunjukkan gejala – gejala infeksi ke janin mungkin sudah terkena intra uterin lebih dulu terjadi sebelum gejala dari ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas prenatal, tali pusat menumbung “Amniotik Band Syndrome” yaitu kelainan bawaan akibat ketuban pecah sejak hamil muda.
b.      Pengaruh terhadap ibu 
Karena jalan lahir telah terbuka antara lain akan dijumpai :
·         Infeksi intrapartal apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam
·         Infeksi puerperium atau nifas
·         Peritonitis dan septikemi
·         Dry labor
·         Ibu akan lebih cepat capek karena harus tidur terus maka kemungkinan akan terjadi partus lama, suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah tanda – tanda infeksi.

2.1.9  Komplikasi
·         Infeksi, partus preterm, prolaps tali pusat, distosia (partus kering).
(Manuaba: 2001).
1. Pada bayi :
§  IUFD dan IPFD
§  Asfiksia
§  Prematuritas
2. Pada ibu :
§  Partus lama dan infeksi
§  Atonia uteri
§  Infeksi nifas
§  Perdarahan post partum

2.1.10 Pemeriksaan penunjang
Ø  Pemeriksaan leukosit darah : > 15.000/PL bila terjadi infeksi
Ø  Test lakmus berubah menjadi biru
Ø  Amniosintesis
Ø  USG menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang.
(Mansjoer, 2001: 313).

2.1.11 Penatalaksanaan
   Meliputi :
1.      KPD dengan kehamilan aterm
§  Diberikan antibiotic (inj. Ampicillin 1 gr/6 jam IV, test dulu)
Observasi suhu rectal tiap 3 jam, bila meningkat > 37,6oC segera terminasi.
§  Bila suhu rectal tidak meningkat, ditunggu 12 jam. Bila ada tanda – tanda inpartu dilakukan terminasi.
2.      KPD dengan kehamilan preterm
a.       Perkiraan BB janin > 1500 gr
ü  Diberikan antibiotika inj. Ampicillin 1 gr/6 jam IV, test dulu selama 2 hari dilanjutkan amoxicillin 3x500 mg/hari per os selama 3 hari.
ü  Diberikan kortikosteroid untuk merangsang matrusi paru yaitu inj. Dexsametason 10 mg IV, 2x selama 24 jam atau inj. Betametason 12 mg IV selama 24 jam.
ü  Observasi 2x24 jam, bila belum inpartu segera terminasi.
ü  Observasi suhu rectal tiap 3 jam, bila ada kecenderungan meningkat > 37,6oC segera terminasi.
b.      Perkiraan BB janin < 1500 gr
ü  Pemberian antibiotic inj. Ampicillin 1 gr/16 jam IV test dulu selama 2 hari dilanjutkan amoxicillin 3x500 mg/hari per os selama 3 hari.
ü  Observasi 2x/jam dan suhu rectal tiap 3 jam.
ü  Bila suhu rectal meningkat > 37,6oC segera terminasi.
ü  Bila 2x24 jam air ketuban tidak keluar, dilakukan USG :
ü  Bila 2x24 jam, air ketuban masih tetap keluar, segera terminasi.
ü  Bila konservatif, sebelum penderita pulang diberi nasehat :
a.       Segera kembali ke RS bila ada tanda – tanda demam atau keluar air ketuban lagi.
b.      Tidak boleh coitus
c.       Tidak boleh manipulasi vaginal.
Pada kasus KPD menyelesaikan persalinan bisa dengan :
v  Partus spontan
v  Vakum ekstrasi
v  Forcep ekstrasi
v  Embriotomi bila anak sudah meninggal
v  Secsio sesarea bila ada indikasi obstetric.

2.1.12 Penanganan
ü  Konservatif
1.      Rawat di RS 
2.      Berikan antibiotika (ampicillin 4x500 mg atau eritromicin bila tak tahan ampicillin) dan metronidasol 2x500 mg selama 7 hari.
3.      Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu diawal selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4.      Jika UK 32 – 37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi, test busa negative beri dexametason, observasi tanda – tanda infeksi dan kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.
5.      Jika UK 32 – 37 minggu, sudah inpartu tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), dexametason, dari induksi setelah 24 jam.
6.      Jika UK 32 – 37 minggu, ada infeksi berikan antibiotic dan lakukan induksi.
7.      Nilai tanda – tanda infeksi (suhu, leokosit, tanda – tanda infeksi intra uterin).
8.      Pada UK 32 – 34 minggu, berikan steroid untuk memicu kematangan paru janin kalau memungkinkan periksa kadar lisetin dan spingomielin tiap minggu, dosis betametason 12 minggu sehati tunggal selama 2 hari, dexametason 1 mg, 5 minggu setiap 6 jam sebanyak 6 kali. 

2.1    Konsep Manajemen Kebidanan
2.1.1        Pengkajian Data
Tanggal    :
Jam          :
Tempat     :
A.    Data Subyektif
1.      Biodata
Nama Istri       :  tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Umur               :  KPD dapat terjadi pada semua umur pada ibu hamil
Agama             :  tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Suku/Bangsa   :  tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Pendidikan      :  tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Pekerjaan         :  pekerjaan yang terlalu berat dapat mempengaruhi terjadinya KPD
Alamat             :  tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Nama Suami    :  Sebagai penanggung jawab atas dari klien
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
2.      Keluhan utama
Ibu hamil anak pertama dengan usia kehamilan 9 bulan dan mengeluh mengeluarkan cairan sejak tanggal ...... jam........ disertai kenceng-kenceng yang lama.
3.      Riwayat kesehatan yang lalu.
KPD biasanya terjadi pada klien yang mempunyai penyakit radang panggul dan PMS

4.      Riwayat Kesehatan keluarga
Terdapat keturunan hamil kembar
5.      Riwayat Haid
HPHT lebih dari 5 bulan sampai dengan terbentuknya amnion
6.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
 
7.      Riwayat Kehamilan Sekarang
Berhubungan dengan kehamilan yang terdapat infeksi, kelainan letak, kehamilan ganda, hidramnion, kemungkinan kesempatan panggul, PMS dan PRP.
8.      Pola Kebiasaan sehari-hari
-         Pola istirahat        :  Klien tidak boleh jalan-jalan dan harus bed rest total.
-         Pola nutrisi          :  asupan cairan dan kalori yang lebih banyak untuk mencegah dehidrasi.
-         Pola eliminasi      :  -
-         Pola kebersihan   :  personal hygiene yang kurang dapat menyebabkan infeksi.
-         Pola aktivitas       :  pekerjaan yang berat/terjadi trauma seperti jatuh.
-         Rekreasi               :  -
-         Pola sexual          :  multi partner dan terlalu sering melakukan hubungan seksual.
B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan umum  : Baik sampai lemah
Kesadaran          : composmentis - somnolen
TTV                   : -    Tensi   :  Normal 110/70 – 120/80 mmHg
                             -    Nadi    :  Normal 70 – 90 x/menit
                             -    Suhu    :  dapat meningkat jika terjadi infeksi
                             -    RR      :  Normal 16 – 24 x/menit
2.      Pemeriksaan fisik
o   Inspeksi
Muka            : normal
Mata             : normal
Hidung         : normal
Mulut           : normal
Telinga         : normal
Leher            : normal
Dada            : normal, hiperpigmentas areola mammae, kolostrum (+)
Abdomen     : membesar sesuai UK
Genetalia      : normal, terlihat cairan yang merembes
Ekstremitas  : normal
o   Palpasi
Payudara      : normal
Perut            : Leopold I     :  TFU ... cm dan bagian apa yang ada di fundus
                       Leopol II      :  Untuk mengetahui letak punggung kanan/kiri
                       Leopold III  :  Untuk mengetahui letak janin dan yang terdapat di bagian bawah dan sudah masuk apa belum
                       Leopold IV  :  Bagian bawah sudah masuk PAP/belum, jika sudah seberapa jauh
                       His                :  tidak ada
Ekstremitas  : Untuk mengetahui apakah oedema/tidak (normal)
o   Auskultasi
Dada            : normal
Abdomen     : DJJ normal 120 – 160 x/menit

o   Perkusi
Reflek patella +/+
3.      Pemeriksaan Penunjang
VT Æ < 3cm pada primi dan < cm pada multi, ketuban (-) kering. Dengan inspekulo untuk mengambil cairan ketuban untuk dites dengan kertas lakmu sehingga menghasilkan warna  biru.
2.1.2        ­Identifikasi, Diagnosa dan Masalah
Dx    :  G..... P..... Ab ..... UK..... minggu tunggal, hidup, intrauteri, letkep, inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
Ds     :  Ibu mengatakan mengeluarkan cairan sejak tanggal........ jam...... disertai kenceng-kenceng tapi tidak terlalu sering.
Do    :  Keadaan umum : baik
            TTV                   : -    Tensi        :  normal 110/70-120/80 mmHg
                                        -    Nadi         :  normal 70 – 90 x/menit
                                        -    Respirasi  :  normal 16 -24 x/menit
                                        -    Suhu        :  normal dan cenderung naik jika terkenal infeksi
            HPHT                : .....
            TP                      : .....
            Palpasi               : Leopold I     :  TFU ......cm
                                        Leopold II    :  letak punggung kanan/kiri
                                        Leopold III  :  bagian terendah janin kepala/bokong dan sudah masuk PAP atau masih dapat digoyang
                                        Leopold IV  :  Apa yang terletak di bagian bawah dan seberapa jauh masuknya
            His dalam 10’ ...... x ......”
            Periksa dalam : VT Æ < 3 cm, off 0% ketuban merembes/kering.
            Auskultasi: DJJ normal 120 – 160 mmHg.
2.1.3        Antisipasi Masalah Potensial
1.      Pada Ibu        : Infeksi
2.      Pada janin      : fetal dan distress, asfiksia, IUFD
2.1.4        Identifikasi Kebutuhan Segera
1.      Observasi tanda-tanda infeksi dan distress janin
2.      Kolaborasi dengan dokter Sp OG untuk kelanjutan tindakan.
2.1.5        Intervensi
Diagnosa         :  G....... P....... Ab ..... UK ..... minggu Inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
Tujuan             :  -   Mengantisipasi agar tidak terjadi infeksi
                          -   Tidak terjadi kegawatan pada janin
                          -   Ibu dapat menjalani proses persalinan dengan normal spontan.
Kriteria hasil   :  -   KU    :  baik
                          -   TTV  :  dalam batas normal
                          -   DJJ    :  normal (120 – 160 x/menit)
                          -   tidak terjadi infeksi
                          -   partus spontan

Intervensi :
1.      Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga secara terapeutik.
R/ Kooperatif dalam tindakan
2.      Lakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan
R/ tidak terjadi penyebaran kuman
3.      Lakukan pemeriksaan
R/ mengetahui keadaan pasien dan mencegah komplikasi.
4.      Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari salah persepsi
5.      Observasi tanda-tanda vital
R/ parameter terjadinya komplikasi
6.      Observasi CHPB
R/ memantau kemajuan persalinan
7.      Kolaborasi dengan dokter SpOG
R/ menjalankan fungsi dependen.
8.      Lakukan Informed consent untuk dilakukan operasi SC
R/ bentuk pertanggung jawaban dari semua tindakan yang akan dilakukan
2.1.6        Implementasi
Sesuai dengan Intervensi
2.1.7        Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil

 






 

 


BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1           PENGKAJIAN DATA

Tanggal      : 3 September 2008                Jam      : 14.30 WIB
Tempat       : Polindes kendedes.
Oleh           : Novike Dharma Andy S.
3.1.1 Data Subyektif
1.   Biodata
Nama Ibu                     :  Ny “S”
Umur                            :  21tahun
Agama                          :  Islam
Pendidikan                   :  SMP
Pekerjaan                      :  -
Alamat                          :  Purwoasri

Nama Suami                 :  Tn “K”
Umur                            :  25 tahun
Agama                          :  Islam
Pendidikan                   :  SMA
Pekerjaan                      :  Swasta
Alamat                          :  Purwoasri
2.   Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan, mengeluarkan cairan dari kemaluannya sejak tanggal 03-09-2008 jam 10.00 WIB.dan disertai kenceng-kenceng tapi tidak terlalu sering.
3.   Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun menahun dan menular yang dapat mempengaruhi persalinannya. Seperti DM, jantung, hipertensi, malaria dan ibu tidak pernah MRS sebelumnya.


1.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun serta tidak ada keturunan kembar baik dari pihak ibu maupun suami.
2.      Riwayat Perkawinan
Kawin       : 1x
Lamanya   : 1 tahun
Usia kawin: Istri: 20 tahun
                    Suami : 24 tahun
3.      Riwayat Haid
Menarche  : 12 tahun
Siklus haid : 30 hari
Banyaknya: 2-3 softek
Warna       : merah tua
HPHT       : 10 Desember 2007
4.      Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Ibu mengatakan ini hamil pertama dan tidak pernah keguguran sebelumnya
5.      Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu hamil anak pertama, selama kehamilan ada keluhan keputihan yang berlebihan dan sudah diobati. Periksa rutin tiap bulan di BPS. Pada UK 8 bulan, ibu periksa tiap 1 minggu sekali. Selama kehamilan ibu mendapat imunisasi TT 2x, ibu mengkonsumsi vitamin dan tablet Fe.
6.      Pola Kebiasaan Sehari- hari
a.       Pola Nutrisi
Selama hamil :  -     Ibu makan 3x /hari, porsi 1 – ½ piring nasi,     lauk pauk dan sayuran.
                               -   Minum + 8 gelas /hari.
Di Polindes      :     -   Ibu makan 1 piring  lauk dan sayur nasi.
-   Minum + 2 gelas.

b.      Pola Eliminasi
Selama hamil :  -     BAK : 3-4 x/hari, dan tidak ada gangguan.
                               -   BAB : 1 x /hari, konsistensi luak dan tidak ada gangguan.
Di Polindes      :     -   BAK : 2x.
                               -   BAB : -
c.       Pola Aktivitas
Selama hamil : Ibu bekerja di pabrik setiap pagi dan sudah 1 minggu ibu cuti dari pekerjaannya
Di Polindes      : Ibu hanya berbaring karena kenceng-kenceng.pada perutnya semakin kenceng semakin sakit
d.      Pola Istirahat
Selama hamil :  -     Siang hari : tidak tidur karena bekerja
                               -   Malam hari : + 7 jam /hari, tidak ada gangguan.
Di Polindes      : ibu berbaring di tempat tidur dan mengeluh perutnya kenceng-kenceng.
10. Keadaan Psikososial, budaya dan spiritual
a.    Data Psikologis
Ibu mengatakan kenceng-kenceng yang sering dan ibu sangat menginginkan kelahiran bayinya.
b.      Sosial
Hubungan ibu, suami, keluarga dan tetangga sangat baik
c.        Budaya
Ibu mengatakan masih melakukan adat jawa yaitu melakukan upacara 3 bulan dan 7 bulanan saat kehamilan
d.      Spiritual
Ibu berdoa agar kelahiran anaknya selamat



3.1.2 Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
KU                   :  Baik
Kesadaran        :  Composmentis
TTV                  :  TD          :  120/80 mmHg
Nadi        :  80 x/menit
RR          :  20 x/menit
Suhu       :  36,3 oC
2.      Pemeriksaan Khusus
a.       Inspeksi
Kepala           :  warna hitam, bersih dan tidak rontok.
Wajah            :  simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarium.
Mata              :  simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning.
Hidung          :  tidak ada pengeluaran sekret, bersih, tidak ada polip.
Telinga          :  simetris, bersih, tidak ada serumen.
Mulut            :  tidak ada stomatitis dan tidak ada caries gigi.
Leher             :  tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Dada dan Payudara : simetris, putting susu menonjol, bersih, hiperpigmentasi areola mammae, colostrum (-).
Ketiak           :  tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen      :  tidak ada luka bekas operasi, perut membesar (hamil), ada striae gravidarium.
Genetalia       :  tampak keluar cairan jernih (ketuban)
Anus             :  tidak ada hemoroid.
Ekstremitas   :  tidak ada oedema dan tidak ada varises pada ekstremitas atas dan bawah.


b.      Palpasi
Leher             :  tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis.
Payudara       :  konsistensi padat, tidak teraba benjolan abnormal, ASI (-).
Abdomen      : 
Leopold I      :  TFU 3 jari b Px (33 cm), pada fundus teraba lunak kurang melentins (bokong)
Leopold II    :  Teraba panjang keras, seperti papan pada bagian kiri perut ibu
Leopold III   :  Bagian terendah teraba bundar, keras, melenting (kepala).
Leopold IV   :  Bagian kepala, kepala sudah teraba masuk PAP 2/5
TBJ               :  2900 gram
HIS               :  10’=3x35’
c.    Auskultasi
DJJ (+)          :  12-11-12 (140 x/menit).
Dada             :  tidak ada ronchi dan wheezing.
d.   Perkusi
Reflek patella : +/+.
3.      Pemeriksaan Penunjang
5.      Genitalia   : VT
1.      Vulva Vagina   :  blood slem dan cairan ketuban
2.      Pembukaan       :  2 cm
3.      Penipisan          :  Eff 50%
4.      Ketuban            :  (-)
5.      Bagian Terendah :       kepala
6.      Bagian Terdahulu        :UUK jam 2
7.      Hodge               :  II
  1. Auskultasi
DJJ  : (+), 124 x/ menit
  1. Perkusi
Reflek patella

3.2  Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx              : GI P0000 Ab000, 38 minggu, aterm, tunggal, hidup, intrauterine dengan KPD
Ds               : Ibu mengatakan hamil 9 bulan, mengeluarkan cairan dari kemaluannya sejak tanggal 03-09-08 jam 10.00 WIB disertai kenceng-kenceng, tetapi tidak terlalu sering, kemudian jam 14.30 WIB dibawa ke Polindes Kendedes.
Do              : -    Keadaan Umum       : baik
                     -    Kesadaran                : composmentis
                     -    Tekanan Darah         : 110/60 mmHg
                     -    Nadi                         : 84 x/menit
                     -    Respirasi                   : 24 x/menit
                     -    Suhu                         : 36°C
                     -       HPHT                    : 10-12-07
                     -    TP                             : 17-09-08

                     -    Abdomen                 :
Leopold I      :  TFU 3 jari b Px (33 cm), pada fundus teraba lunak kurang melentins (bokong)
Leopold II    :  Teraba panjang keras, seperti papan pada bagian kiri perut ibu
Leopold III   :  Bagian terendah teraba bundar, keras, melenting (kepala).
Leopold IV   :  Bagian kepala, kepala sudah teraba masuk PAP 2/5
·         His                      : 10’=3x35’
                            -    DJJ                           : ± 124 x/menit
                            -    VT                            : 1.  Vulva Vagina         : blood slem dan cairan ketuban
                                                                     2.  Pembukaan            : 3 cm
                                                                     3.  Penipisan                : Eff 50%
                                                                     4.  Ketuban                 : (-)
                                                                     5.  Bagian Terendah    : kepala
                                                                     6.  Bagian Terdahulu  : UUK jam 2
                                                                     7.  Hodge                    : II
                            -    Genitelia                   : Vulva vagina terlihat mengeluarkan cairan ketuban


3.3  Antisipasi Masalah Potensial
Pada bayi
§  Potensi fatal distress
§  Potensi asfiksia
Pada Ibu
§  Partus lama
§  Infeksi

3.4  Identifikasi Kebutuhan Segera
§  Pasang infuse D5%
§  Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric dan ginekologi

3.5  Intervensi
Dx                   : GI P0000 Ab000 UK : 38 minggu, tunggal, hidup, Intrauteri inpartu kala1 fase latendengan KPD
Tujuan             : Partus spontan pervaginam, ibu dan bayi selamat dan sehat
Kriteria Hasil  : -    Partus spontan
                          -    DJJ Normal (120 – 60 x/menit), tidak terjadi vetal distress
                          -    Tidak terjadi infeksi
                          -    Bayi lahir normal
Intervensi        :
1.      Lakukan Informed Concent
R/ Ibu mengerti keadaan dan menyetujui anjuran dari petugas kesehatan
2.      Beri tahu ibu untuk Bedrest total
R/ Pencegahan terhadap dehidrasi
3.      Pasang Infus
R/ Pencegahan terhadap dehidrasi
4.      Observasi TTV dan Observasi ketat suhu
R/ Parameter yang menggambarkan kesejahteraan ibu dan bayi, serta parameter pendeteksi dini adanya komplikasi
5.      Observasi CHPB
R/ Paramete untuk mendeteksi kemajuan persalinan
6.      Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric dan ginekologi
7.      Berikan makan dan minum pada waktu persalinan
R/ Sumber tenaga pada waktu persalinan
8.      Bantu ibu untuk BAK dan BAB
R/ Kandung  kemih yang penuh akan menghalangi turunnya kepala janin
9.      Observasi Intake / out put
R/ Keseimbangan cairan pada tubuh
10.  Batasi pemeriksaan dalam, lakukan pemeriksaan dalam 4 jam sekali
R/ Pencegahan terjadinya infeksi
11.  Siapkan alat partus set dan heating set
R/ Persalinan dapat berjalan dengan lancar
12.  Amati tanda-tanda dan gejala II
R/ Persiapan pertolongan persalinan

3.5 Implementasi
Tanggal    : 03-09-08
Jam           : 13.35 WIB
Dx            : GI P0000 Ab000, 38 minggu, tunggal, hidup, intrauteri, dengan KPD
1.  Melakukan inform concent pada ibu dengan memberikan informasi pada ibu agar ibu tidak dari tempat tidur dan menjelaskan jika habis bangun dari tempat tidur maka cairan ketuban akan terus keluar dan habis, dan berakibat jalan lahirnya akan kering, sehingga akan menyebabkan partus lama. Jadi ibu diminta untuk Bed Res
2.      Memasang Infuse pada ibu untuk menghindari dehidrasi agar tenaga ibu tidak hilang dan ibu tidak lemas
3.      Kolaborasi dengan dokter dokter spesialis obstetric dan ginekologi pemberian terapi terapi drip oksitosin 0,5 CC di berikan 4 tetes/15 menit.
4.      Melakukan observasi TTV dan CHPB dan melakukan pemeriksaan dalam
TGL
JAM
TTV
CHPB
TD
NADI
SUHU
RR
DJJ
HIS
VT
B
03/09/08
13.30
110/60
84x/mnt
36°C
24x/mnt
136x/mnt
10’=3x35’
Vulva vagina : Blood slem Æ 3 cm, Eff 50% ket O, bagian terendah kepala, bagian terdahulu UUK Hodge II

14.00




136x/mnt
10’=3x35’


14.30




136x/mnt
10’=3x35’

15.00




124x/mnt
10’=3x35’

15.30
110/60
84x/mnt
36°C
24x/mnt
136x/mnt
10’=3x35’

16.00




136x/mnt
10’=4x45’

16.30




136x/mnt
10’=4x45’

17.00




136x/mnt
10’=4x45’

17.30




136x/mnt
10’=4x45’
Vulva vagina : Blood slem Æ lengkap, Eff 100% ket O, bagian terendah kepala, bagian terdahulu UUK Hodge IV


4.      Memberi tahu ibu untuk makan dan minum agar tenaga ibu tetap kuat untuk persiapan meneran saat persalinan
5.      Menganjurkan pada ibu untuk BAB/BAK agar kandung kemih tidak menghalangi jalan lahir dan kepala segera turun
6.      Menyiapkan alat-alat persalinan yaitu :
a.         Menyiapkan partus set
§  2 klem jelly atau 2 klem kocher.
§  Gunting tali pusat.
§  Benang tali pusat/ disposible.
§  Kateter nelaton.
§  Gunting episiotomi.
§  Klem ½ kocher.
§  Sarung tangan steril.
§  Kasa.
§  Spuit 2,5/ 3 ml dengan jarum sekali pakai.
§  Penghisap lendir/ kateter penghisap delee.
§  Kain bersih dan handuk untuk mengeringkan bayi dan menyelimuti bayi.
b.       Heating set
§  1 buah alat suntik 10 ml sekali pakai.
§  20 ml larutan lidoain 1%.
§  Nalfooder.
§  Pinset.
§  Jarum jahit.
§  Benang catgut 3,0.
c.       Bahan-bahan
§  Patograf.
§  Thermometer.
§  Metelin.
§  Fun andoskop.
§  Jam.
§  Stetoskop.
§  Tensimeter.
§  Larutan DTT.
§  Sabun dan detergen.
§  Celemek.
§  Kantong plastik.
7.      Px mengatakan ingin meneran, terdapat tanda-tanda kala II yaitu : dengan meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva vagina membuka.



Evaluasi
Tanggal      :  03-09-08
Jam             :  17.35 WIB
S                 :  Ibu mengerti dengan yang diberikan dan ibu setuju dengan tindakan yang akan dilakukan.
O                :  -    Informed Consent ditandatangani
                     -    Ibu Bedrest
                     -    Infus cairan RL terpasang di tangan sebelah kiri
                     -    Intake cairan :
                          S cairan masuk    :  200 cc
                          S cairan sisa         :  300 cc
-   Hasil observasi TTV dan CHPB jam terakhir

Tgl
Jam
TTV
CHPB
T
N
S
RR
DJJ
HIS
VT
B
03-09-08
17.30
110/60
84
36°C
24
136
10’=4x45’
Vulva vagina : Blood slem Æ 3 cm, Eff 100% ket O, bagian terendah kepala, bagian terdahulu UUK Hodge IV

                     -    Makan/minum     :  Makan sedikit minum 1 gelas
                     -    BAB/BAK          :  1 kali
                     -    Alat-alat dan obat untuk partus telah siap
A                :  GI P0000 Ab000, inpartu kala II
P                 :  -    Lakukan pertolongan persalinan
    -    Lakukan perawatan nifas








BAB 4
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian dari study kasus yang membahas kesenjangan dan persamaan yang telah ditemukan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori. Untuk memudahkan dalam penyusunan, dalam bab pembahasan maka penulis mengelompokkan permasalahan sesuai dengan langkah-langkah menejemen kebidanan (manajemen Farney) yang meliputi pengkajian data, identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Adapun kesenjangan dan kesamanaan yang ditemukan oleh penulis selama melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin GI P0000 Ab000 UK 36-37 minggu, aterm/ tunggal / hidup / intrauterin, inpartu kala I fase aktif dengan KPD adalah :
a.       Pengkajian data.
Pada pengkajian data baik pada tinjauan teori maupun pada tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan saat melakukan pengkajian data penulis tidak mengalami hambatan karena klien dapat diajak kerja sama sehingga wawancara dapat berjalan baik dan lancar dengan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
b.       Identifikasi Diagnosa dan masalah.
Menurut tinjauan teori ditemukan diagnosa G….P…Ab… UK 36-37 minggu, aterm/ tunggal / hidup / intrauterin, inpartu kala ... fase ..dengan KPD sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus masalah pada tinjauan kasus sama seperti tinjauan teori.
c.       Antisipasi masalah potensial.
Masalah potensial pada tinjauan kasus sama pada tinjauan teori sehingga tidak terjadi kesenjangan
d.      Identifikasi kebutuhan segera.
Identifikasi kebutuhan segera yang temukan pada tinjauan kasus sama dengan yang ada di tinjauan teori, sehingga tidak terjadi kesenjangan.

e.       Intervensi.
Seluruh rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada tinjauan kasus telah tercantum dalam penanganan pada tinjauan teori sehingga tidak terjadi kesenjangan.
f.        Implementasi.
Tahap pelaksanaan pada tinjauan teori tidak dijelaskan namun pada tinjauan kasus penulis menguraikan sebagai pelaksanaan dari rencana tindakan dan dokumentasi penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
g.       Evaluasi.
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan berdasarkan tujuan dari kriteria hasil yang ditetapkan dalam bentuk SOAP; hal ini sesuai dengan landasan teori dalam manajemen farney yang terbaru (sumber : Pelatihan Manajemen Kebidanan Depkes RI Tahun 2006).



















BAB V
PENUTUP


5.1  Kesimpulan
      1.      Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.
      2.      Ketuban pecah dini merupakan suatu masalah yang harus mendapatkan penanganan yang sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
      3.      Penatalaksanaan di RS menurut Rustam mochtar dilaksanakan seperti :
-          Pemberian antibiotik ampisilin
-          Pasien disuruh istirahat dalam posisi berbaring miring kiri
-          Pada kehamilan > 36 minggu, bila ada his pimpin meneran dan bila tiadak ada his dilakukan induksi persalinan.

5.2  Saran
·         Umum
Diharapkan bagi setiap wanita yang siap hamil maupun sedang hamil harus memeriksakan kehamilannya agar dapat dikoreksi segala keadaan yang berpotensi meningkatkan resiko kehamilan dengan KPD dan PEB.
·         Petugas kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat melaksanakan tindakan sesuai dengan prosedur yang benar dan tepat serta cepat.









DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida bagus gde. 1998. Penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetric. Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul bari. 2002. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : YBP-SP
Sarwono. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : YBP-SP

1 komentar: